Jumat, 17 Oktober 2008

FOTO YANG SEDANG BERDUAAN...







Untuk melengkapi koleksi .... beberapa foto dengan kategori khusus dibuatkan halaman sendiri biar seru katanya... Untuk edisi ini foto berduaan yang ditampilkan semoga tidak ada yang tersinggung... Namanya juga foto, sekedar jepretan kamera. Kalau ada suami/istri yang protes mohon lapor ke penjaga blog biar dipertimbangkan untuk diturunkan daripada mengganggu pagar betis...he he ...pager ayu

Kamis, 16 Oktober 2008

Dari 10za


Reuni1
Originally uploaded by smpsatuwonogiri_86

Kiriman dari mbak 10za...mau lihat lebih byk foto yg dikrim 10za...silahkan klik foto ini

Rabu, 08 Oktober 2008

REUNI KITA



Reuni Kita telah berakhir....

Tentunya ada kenangan indah yang tersimpan dalam memori kita yang tidak akan kita lupakan. Ngobrol bareng, berfoto ria atau sekedar melihat dari kejauhan gadis / perjaka yang 22 tahun lalu ditaksir...itulah keindahan reuni.

Reuni telah berakhir tetapi persahabatan akan tetap terjalin, kita masih tetap bersaudara dalam keluarga besar Alumni 86.

Foto album di bawah mungkin dapat mengingatkan kita pada acara hingar bingar Reuni Kita pada 4 Oktober 2008. Belum semua bisa diupload karena cukup lama untuk bisa mengupload foto tersebut ke dalam web, sementara dikerjakannya sambil bekerja....

Mohon maaf jika ada teman-teman yang fotonya hanya terlihat sedikit sedangkan foto penjaga web terlihat lebih banyak, ini semua karena keterbatasan koleksi foto yang ada... Buat teman2 yang memiliki koleksi foto yang lain dapat dikirimkan ke email smpsatuwonogiri86@yahoo.com

Minggu, 05 Oktober 2008

BUAT RENUNGAN

Artikel ini aku ambil dari mailing list kantor... rasanya bagus juga untuk bahan renungan terutama ibu2 agar tidak sering teriak pada si kecil atau juga bapak2 agar tidak sering teriak pada si ibu dan si kecil atau pada stafnya di kantor.... Allah menyukai hambaNya yang menebar kelembutan dan kasih sayang.....
TERIAKAN KITA

Salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa ? Kebiasaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak. Inilah yang mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati.

Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak
sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari.

Dan apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu, perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya jugamulai akan rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan dengandemikian, mudahlah ditumbangkan.

Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini
sungguhlah aneh. Meskipun kita mengetahui dengan pasti bahwa hanya manusia saja yang memiliki roh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Merekatelah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahklukhidup dalam waktu panjang, akan menyebabkan kematian (seperti pohon itu).

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda ? Ayo cepat ! Dasar leletan? Bego banget sih. Hitungan mudah begitu aja nggak bisa dikerjakan? Ayo, jangan main-main disini. Berisik ! Bising !?

Pernahkah Anda berteriak kepada orang tua Anda karena merasa mereka membuat Anda jengkel ? Kenapa sih makan aja berceceran ? Kenapa sih sakit sedikit aja mengeluh begitu? Kenapa sih jarak dekat aja minta diantar ? Mama, tolong nggak usah cerewet, boleh nggak?

Pernahkah Anda berteriak kepada pasangan hidup Anda karena merasa sakit hati? Cuih! Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak!!! Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa ! Aduh. Perempuan kampungan banget sih!?

Pernahkah Anda berteriak kepada anak didik Anda? Tolol amat sih. Soal mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu mulai akan jadi pinter?

Pernahkah Anda berteriak pada bawahan Anda karena merasa kesel? Eh tahu ngak, Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal nyesel. Ada banyak yang bisa gantiin kamu? Sial! Kerja gini saja nggak becus?

Apakah yang bisa kita pelajari ? Sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak dengan perasaan marah, sakit hati, dendam, benci atau kesal, maka berarti Anda secara tidak langsung sedang membunuh mereka dengan perlahan-lahan.

Kita dapat mendapat pelajaran dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini. Jika suatu teriakan atau bentakan keras dapat melukai jiwa makhluk lainnya. Anjing saja kalo kita bentak dengan keras akan lari menjauh atau sebaliknya, menyerang.

Ingatlah ! Setiap kali kita berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka, ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita berteriak, kita melukai jiwa mereka. Teriakan-teriakan yang kita keluarkan karena emosi, perlahan-lahan pada akhirnya akan mematikan kelekatan hubungan roh kita pada mereka.

Kebanyakan anak-anak mengalami kepahitan terhadap orangtuanya adalah bermula dari sebuah bentakan keras dan teriakan, ini merupakan kekerasan verbal yang menimbulkan luka batin bahkan bisa memicu aksi bunuh diri.

Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan ?

Tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter. Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begituuuu jauhnya. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak!